CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Rabu, 04 Juni 2008

Harga BBM Naik Lagi(?)

Setelah memicu berbagai kontroversi dan penolakan di hampir seluruh daerah di Indonesia, pemerintah akhirnya secara resmi mengeluarkan kebijakan yang juga pernah menjatuhkan tiga pemerintahan sebelumnya,yakni menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Hari ini sekitar pukul 21.30 bertempat di Gedung Departemen Keuangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM dengan rincian sebagai berikut: Harga semula Harga sekarangPremium 4500 6000Solar 4300 5500Minyak Tanah 2000 2500
Pemerintah berargumen seperti pada kenaikan harga BBM tahun 2005 lalu bahwa subsudi BBM akan dialihkan dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun banyak pengamat beranggapan bahwa BLT ini tidak efektif dan hanya usaha pemerintah untuk “membuai” masyarakat ekonomi lemah. BLT sendiri akan disalurkan melakui PT Pos Indonesia di 10 kota besar di Indonesia dan dapat diambil mulai tanggal 24 Mei 2008.
Harga minyak dunia yang telah menembus level 135 Dollar per barel memang memaksa pemerintah untuk melakukan langkah yang tepat untuk mengatasinya,dalam hal ini pemerintah beranggapan bahwa kebijakan yang semakin menambah penderitaan rakyat ini adalah langkah yang paling tepat saat ini. Tentu saja banyak kalangan yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah ini. Bahkan DPR pun sampai sejauih ini juga belum menyetujui kenaikan harga BBM.
Terlepas dari semua itu pernahkah kita mengingat kembali siapa atau apakah negara kita ini? Tidak ingatkah kita siapa sebenarnya Negara Kesatuan Republik Indonesia? Iya,kita adalah negara pengahasil minyak bahkan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia. Bukankah seharusnya kita dapat meraup untung besar dengan kenaikan harga minyak dunia? Bukankah seharusnya negara serta rakyat kita semakin makmur dengan kenaikan harga minyak dunia,seperti yang terjadi pada negara-negara penghasil lainnya?
Tetapi mengapa yang terjadi justru sebaliknya. Mengapa perekonomian negara kita justru semakin terpuruk dengan kenaikan ini?Kenapa rakyat justru semakin menderita?
Pertanyaan-pertanyaan itu terus terngiang di benakku. Sampai akhirnya pertanyaan-pertanyaan itu terjawab ketika saya melihat sebuah tayangan di televisi beberapa hari lalu yang menyajikan sebuah data bahwa dari 1 juta barel minyak mentah yang dihasilkan oleh negeri ini setiap tahun,hanya 80 ribu barel saja yang dapat dikelola dan diolah oleh pemerintah melalui Pertamina. Sisanya,yaitu sekitar 920 ribu barel dikelola kepada pihak asing!Hal ini menjelaskan semua pertanyaanku. Pantas saja kita bukannnya menjadi makmur dengan kenaikan harga minyak dunia tetapi justru semakin terpuruk karena kita malah “menghibahkan” kekayaan kita untuk diambil oleh bangsa lain.Seandainya kita dapat 100% mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam kita tentu keadaannya akan berbeda.
Oleh karena itu pemerintah harusnya sudah menyadari kesalahannya dan berhenti mengeluarkan kebijakan ceroboh yang timbul akibat ketidaksiapan pemerintah serta mulai memikirkan kebijakan-kebijakan jangka panjang yang dapat menunjang kelangsungan hidup kita serta anak cucu kita.

0 komentar: