CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Rabu, 04 Juni 2008

Mahasiswa yang Maha Anarkis?

Mahasiswa harusnya jadi pemuda-pemudi harapan bangsa. Tumpuan harapan dan masa depan bangsa yang tengah carut marut ditimpa berbagai macam persoalan ini, serta penerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini untuk menjadi pemimpin di masa depan.Namun, apa yang terjadi di lapangan sangat bertolak belakang dengan harapan-harapan dia atas. Setelah prestasi luar biasanya dalam menggulingkan Orde Lama yang kala itu kurang tegas terhadap PKI pada tahun 1966,serta menggulingkan rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Alm.Soeharto pada tahun 1998 untuk kemudian menggantinya dengan Orde Reformasi,mahasiswa Indonesia seolah kehilangan keintelegensianya.Demonstrasi-demonstrasi yang mereka lakukan saat ini kurang berbobot dan masih terpecah-pecah belum bersatu padu seperti halnya tahun 1966 dan 1998 yang lalu.Tema demonstrasi yang mereka angkat pun dirasa masih belum mewakili suara seluruh rakyat Indonesia, malahan aksi-aksi yang mereka lakukan belakangan ini cenderung anarkis.Bahkan pada tanggal 26-27 Februari 2008,hanya dalam selang waktu dua hari terjadi dua kali aksi tawuran antar mahasiswa dalam satu kampus atau universitas yakni di Makassar serta Manado.Akibat tawuran itu beberapa fasilitas perkuliahan serta gedung kampus mengalami kerusakan yang tentu saja mengganggu pelaksanaan perkuliahan dan tentu saja mencoreng nama almamater mereka. Bukan hanya itu,beberapa mahasiswa yang ditengarai sebagai biang kericuhan itu telah diamankan polisi serta mendapat ancaman dipecat apabila terbukti bersalah.Hal ini tentu menyentak batin kita.Mahasiswa yang berpendidikan tinggi yang harusnya mengutamakan nalarnya ketimbang nafsunya kini menjadi layaknya n\binatang buas yang bisa menerkam siapa saja.Kita tentu berharap masalah ini tidak berkelanjutan dan dapat segera diatasiTentu menjadi tanggung jawab kita bersama,pemerintah dan masyarakat orang tua khususnya,untuk tidak hanya mengutamakan kecerdasan otak atau intelegensi tetapi juga kecerdasan emosional.Semoga di masa depan kampus-kampus di Indonesia juga dapat memberikan pendidikan emosi di samping pendidikan akademis sehingga hal-hal seperti diatas tidak terulang kembali.Semoga…

0 komentar: